Buy from our bookstore and 25% of the cover price will be given to a school of your choice to buy more books. *15% of eBooks.
Audiobooks Narrated by Vaika Putri Andini
Browse audiobooks narrated by Vaika Putri Andini, listen to samples and when you're ready head over to Audiobooks.com where you can get 3 FREE audiobooks on us
"Kisah seru Jo dan Kas yang mencoba punya prinsip dan bertahan dalam derasnya dunia muda!
Dua anak manusia yang punya karakter, selera, dan latar keluarga berbeda. Jo seperti buku yang terbuka; emosional dan mudah ditebak. Sedangkan Kas ibarat kotak rubik; rapi, penuh warna, dan rumit. Tapi keduanya punya persamaan. Pernah satu sekolah.
Sama-sama menemukan teman yang enak diajak diskusi. Hobi naik kereta api. Keduanya punya semangat hidup yang besar.
Pada mereka, cinta tumbuh dan menemukan keberanian untuk bicara. Menggerakkan Jo dan Kas memahat nama satu sama lain dalam desain bangunan masa depan. Apakah semuanya jadi mudah?
Mungkinkah cinta menemukan kesejatian tanpa melewati ujian? Lalu, bagaimana mereka mencermati cinta yang datang dan pergi di sekeliling keduanya?
Ini kisah Jo. Ini kisah Kas. Kisah dua anak manusia yang berjuang menemukan happily ever after, yang mestinya menjadi penutup sempurna bagi setiap kisah cinta."
"Karra, cewek tomboi yang jago main basket ini emang beda. Rambutnya nggak cepak seperti kebanyakan cewek tomboi. Tampangnya manis. Terus, anaknya nyantai banget. Tapi kalo udah marah, waaah… bisa gawat…
Beruntung banget deh jadi cewek seperti Karra. Selain punya kakak cowok yang sayang banget sama dia—namanya Iraz—teman-teman Iraz juga care banget sama Karra! Terutama Ibel, cowok jago main gitar yang seneng warna biru. Bahkan waktu harus kuliah ke luar negeri, Iraz malah menitipkan Karra pada Ibel.
Selama ini Karra menganggap Ibel sebagai kakak, jadi dia cuek aja waktu Ibel menunjukkan perhatian. Karra malah ditaksir Dira, anak baru di sekolah yang juga jago main basket. Tampang Dira yang sok cool tapi sengak bikin Karra sebel banget sama cowok itu. Tapi katanya batas antara cinta dan benci kan tipis banget. Iya nggak?"